Happy Eid Mubarak!

Tasikmalaya, malam 2 Syawal 1436 H.

Alhamdulillah, lepas kemarin gema takbir memenuhi langit negeri, memenuhi bumi. Takbir, tahlil, tahmid membahana, diucapkan dalam kesyahduan hari yang fitrah, di hari raya Idul Fitri.

"Hari kemenangan", begitulah yang biasa disebutkan. Tak tahu memang apa maksudnya, well, karena memang tak pernah mencari info tentangnya.

Whatever, idul fitri mestilah disyukuri, satu dari dua hari raya Islam. Muslim di dunia bergembira - tentu saja.

Namun, Ramadhan berakhir. Benar memang seperti kata salah satu penceramah di salah satu malam ramadhan, bahwa Ramadhan ini cepat datang dan cepat dalam pergi.

Apa kabar ibadah sebulan Ramadhan?
Apa kabar shaumnya? Apakah tak ternodai oleh ucapan dan perilaku buruk hingga disebutkan "Allah tak butuh lapar dan hausmu"?
Apa kabar Tarawihmu? Apakah ia hanya menjadi sekedar ritual tahunan di Ramadhan?
Apa kabar tilawah Al-Quran mu? Apakah hanya sekedar ambisi memenuhi target?
Apa kabar itikafmu? Apakah sekedar bermalam di masjid?

Well, seperti kata Ust. Beni Sarbeni, itu sudah berlalu, jangan sampai terjebak dalam kata "seandainya"  yang berasal dari syaitan.

Ramadhan berakhir, syaitan sudah tidak dibelenggu - entah harfiah atau tidak - yang jelas bisa jadi fujuuroha mu kini "kembali dibantu syaitan."

Sederhana, semoga ibadah yang dilakukan di Ramadhan diterima oleh Allah, dan menjadi sebuah kebiasaan baru yang baik di bulan-bulan berikutnya.

Mengutip dari Ust. Asep Zaenal Ausop, M.Ag, bila memang shaum ini berhasil, maka lepas Ramadhan pun ibadahnya tetap lanjut, shaum sunnahnya jadi sering, tahajudnya jalan, tilawah Al-Quran nya rajin, sedekahnya tidak terlupakan. Ya! Semoga terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya!

Ada satu harapan lagi, yakni semoga tahun depan masih bertemu Ramadhan dan bisa memanfaatkan lebih baik dari tahun ini.

Gema takbir sejak kemarin malam -sejak Pemerintah menetapkan 1 Syawal jatuh pada 16 Juli Malam sampai 17 Juli maghrib- terus berkumandang. 
Dahsyat, begitulah, nama-Nya diagungkan.

Ada satu hal yang dikhawatirkan, ia adalah rutinitas -tepatnya sekedar rutinitas, terlebih formalitas. Ada kekhawatiran bila menghadiri shala ied hanya sekedar rutinitas tahunan.  Ada kekhawatiran, tradisi bermaaf-maafan di hari raya menjadi hambar karena kurangnya penghayatan.

Begitu pula, ada kekhawatiran khutbah Ied yang panjang-panjang itu menjadi sekedar penyampaian tanpa atau sedikit berbekas di hati mereka yang mendengarnya.
Begitu pula, semoga mudik pun tak menjadi sekedar rutinitas tahunan.

Allahuakbar! Allahuakbar! Allahuakbar!
Begitulah, asma-Mu diagungkan, takbir menggema, tahlil menggelora...
Ya Allah, semoga Kau ampuni kami dan menerima amalan kami.

Laailaahaillah..
Izinkan kami ya Rabb, untuk bisa terus menyembah-Mu, hanya berharap pada-Mu, menggantungkan segalanya pada-Mu. Tunjukilah kami jalan yang lurus, yakni kalan orang-orang yang Engkau ridhoi.

Walhamdulillah!
Dan segala puji bagi-Mu, wahai Dzat yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Alhamdulillah...
Segala puji bagi-Mu, Rabb semesta alam yang telah memberikan pada kami keimanan, keislaman.
Alhamdulillah, sungguh hidayah adalah hal yang mahal di kehidupan ini.
Alhamdulillah...

Indahnya berbagi selama bulan Ramadan hingga hari Idulfitri. Sebarkan hal-hal positif dan ucapan selamat lebaran ke orang-orang di sekitar, agar damai selalu di hati.

Wallahu'alam.
Happy Eid Mubarak!

Happy Eid Mubarak! 

No comments:

Silakan berkomentar, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan serta sesuai dengan tulisan di atas