Review: Kang Emil, Kita dan Media Sosial

بسم الله الرحمن الرحيم


Siapa yang tak kenal Ridwan Kamil? Sosok pria berkacamata ini begitu dikenal publik, tentu saja karena ia adalah Walikota Bandung periode 2013-2018, yang berarti ia telah dua tahun menjabat sebagai Walikota Bandung. Ridwan Kamil dikenal sebagai seorang arsitek handal, karya-karyanya sudah sampai pada level Internasional. Beberapa karyanya yang terkenal adalah seperti Museum Tsunami di Aceh, lalu juga Masjid Al-Irsyad yang berada di Kota Baru Parahiyangan, masjid ini pun pernah mendapat penghargaan Internasional.

Selain itu, Ridwan Kamil pun dikenal melalui gerakan-gerakan yang ia bangun, beberapa di antaranya seperti Bandung Creative City Forum (BCCF), lalu Indonesia Berkebun, dan berbagai gerakan lainnya. Ini dilakukan untuk membuat dirinya menjadi bagian dari solusi permasalahan-permasalahan yang ada.

Ridwan Kamil bersama anak-anak di microlibrary di Bandung

Pada tahun 2013, ia bersama Oded M. Danial maju sebagai pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota Bandung periode 2013-2018. Mereka diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra. Tanpa disangka, pemilu yang mulanya diprediksi berlangsung dua putaran ini ternyata hanya terjadi satu putaran dengan kemenangan Ridwan-Oded lebih dari 40% dan mengalahkan tujuh pasangan kompetitor lainnya. Terpilihnya Ridwan-Oded pun menumbuhkan harapan baru bagi kemajuan kota Bandung.

Ridwan Kamil juga dikenal sebagai sosok yang sangat aktif di media sosial, terutama melalui akun twitternya, @ridwankamil. Selain itu ia pun memiliki fanpage di Facebook (yang juga dikelola oleh admin) serta akun instagram miliknya. Melalui media sosial inilah Ridwan berkomunikasi dengan warga Bandung. Tidak hanya itu, ia pun mewajibkan dinas-dinas di kota Bandung untuk memiliki akun twitter sebagai sarana komunikasi warga dengan Pemerintah Kota Bandung. Lewat sosial media pula Ridwan Kamil mensosialisasikan program-program yang dibuat oleh Pemkot Bandung. Tapi tentunya, ia pun juga banyak turun ke lapangan untuk bekerja langsung, jadi tak melulu ia selalu ramai di media sosial.

Cara ini pun terbilang baru dan sejauh ini cukup efektif di Bandung. Ia mengatakan bahwa penggunaan media sosial ini untuk memudahkan komunikasi serta agar ia bisa lebih dekat dengan warga Bandung. Ia pun ingin penggunaan sosial media ini bisa melibas alur-alur birokrasi yang ribet bagi warga kota untuk berkomunikasi dengan pemimpinnya. Ia pun mengaku memanfaatkan kesupernarsisan warga Bandung dalam media sosial.

Bila kita mencoba melihat akun twitter ataupun instagramnya, tak jarang terdapat mention ataupun komentar mengenai penggunaan media sosial yang begitu sering dipakai oleh Ridwan Kamil. Sang Walikota pun beberapa kali memberikan tanggapan mengenai hal itu. Tak jarang, sesama user yang lain pun membela sang Walikota terkait penggunaan sosial media dalam kesehariannya di pemerintahan.

Dua tahun sudah Ridwan-Oded memimpin Bandung, banyak inovasi-inovasi yang diberikan olehnya, mulai dari Bandung Fun Days, revitalisasi taman, perbaikan di beberapa titik lalu tentunya proyek besar yang melibatkan warga Bandung secara langsung seperti perayaan peringatan Konperensi Asia-Afrika pada April lalu. Salah satu tujuan utamanya adalah meningkatkan Index of Happiness warga Bandung. Sejauh ini apa yang dilakukan Ridwan-Oded bisa jadi telah meningkatkan Index of Happiness ini. Namun yang jelas kinerja keduanya (meski yang sering banyak disorot adalah Ridwan Kamil sendiri) telah menumbuhkan optimisme dan semangat baru pada kota Bandung, tak jarang warga di daerah lain pun ingin memiliki pemimpin muda seperti Ridwan Kamil.



Pada Desember 2014, Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) menulis sebuah buku yang berjudul #Tetot: Aku, Kamu, dan Media Sosial. Bagi mereka yang mengikuti akun twitter Kang Emil tentu sudah tak aneh dengan kata "tetot" tersebut yang sering dilontarkannya ketika menanggapi cuitan dari Farhat Abbas.

Secara umum, buku ini menjelaskan tentang penggunaan media sosial, latar belakang serta efeknya dalam pemerintahan di Kota Bandung. Selain itu ia pun menjelaskan beberapa hal terkait kepemimpinan, program serta apa yang ingin ia (dan Mang Oded) lakukan untuk kota Bandung. Bagi warga Bandung, buku ini sangat layak dibaca agar kita sebagai warga Bandung lebih paham lagi akan apa yang diinginkan oleh sang Walikota. Kita juga bisa memahami latar belakang diadakannya keputusan ini-itu serta berbagai kebijakan lainnya. Bagi warga di luar kota Bandung dan juga mereka yang akan atau sedang menjadi pemimpin, buku ini pun cukup menjadi rekomendasi. Ridwan Kamil menjadi pemimpin yang berbeda dan penuh inovasi.

Cerdas memang, ketika (mungkin) sebagian besar warga kota tidak melihat atau mengetahui terkait program-program atau informasi mengenai warga Bandung (yang biasanya terpampang di situs Pemkot), buku ini menjadi bentuk lain dalam penyampaian program-program Bandung ke depan.


Hidup ini hanya sekali, jangan menua tanpa karya dan inspirasi.
-Ridwan Kamil-



No comments:

Silakan berkomentar, gunakanlah bahasa yang santun dan sopan serta sesuai dengan tulisan di atas